Jangan Bilang Amin di Beberapa Kalimat Doa Qunut Ini – Syaikh Shalih al-Ushoimi #NasehatUlama
Dan pendalilan terhadap kesesuaian dengan judul ini ada dua sisi:
Yang pertama pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah kalian berkata, ‘Keselamatan atas Allah.`”
Ini adalah larangan untuk berkata demikian. Larangan ini berarti hukumnya haram.
Dan pendalilan kedua pada sabda beliau, “Karena sesungguhnya Allah adalah as-Salām (Yang Maha Selamat)” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Maksudnya, karena Maha sempurna keselamatan-Nya sehingga tidak membutuhkan doa-doa kalian. Maksudnya, Maha sempurna keselamatan-Nya sehingga tidak membutuhkan doa-doa kalian. Jelas? Jelas? Masalah ini jelas atau tidak? Jelas? baiklah! Baiklah, sekarang, seseorang yang berada di belakang imam yang membaca doa qunut, perhatikan semua! Dia berdoa dalam qunut, “Ya Allah, tunjukilah kami sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, …
Kalian ucapkan apa? Amin. “… Dan berilah kami kesehatan dan keselamatan sebagaimana orang yang telah Engkau beri kesehatan dan keselamatan…” Kalian ucapkan, “Amin.” Baiklah, jika imam berdoa, “Sungguh tidak terhina orang yang menjadikan-Mu sebagai pelindung, …”… Dan tidak akan mulia orang yang menjadikan-Mu sebagai musuh, … Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami, dan Maha Tinggi Engkau.”
Apa yang kalian ucapkan? Ya? Apa yang kalian ucapkan? Kalian Diam? Baiklah, yang lain? Ahmad? Kalian diam saja? Yang lebih sesuai dengan sunah adalah diam, kalian diam saja pada bagian ucapan doa tersebut (jangan di-amin-kan) Tapi jika kalian mengucapkan, “Subhanallah,” tidaklah mengapa. Tapi tidak boleh kalian berkata, “Amin.” Kenapa? Karena makna amin adalah, “Kabulkan, ya Allah!” “Kabulkan, ya Allah!” Seolah-olah Anda berdoa kepada Allah semoga tidak terhinakan orang yang menjadikan-Nya sebagai pelindung.
Dan semoga tidak berjaya orang menjadikan-Nya sebagai musuh. Maksudnya, itu sudah jadi sifatnya, itu sudah pasti, begitu juga ketika seseorang berdoa, misalkan: “Ya Allah, wahai Zat yang menggerakkan awan dan yang mengalahkan pasukan Ahzāb….” Doa ini terdapat dalam hadis Nabi yang termaktub dalam kitab Sāhih. Kemudian kalian berkata, “Amin.”? Tidak! Jangan ucapkan “Amin.”
Yang lebih utama adalah kalian diam atau ucapkan, “Subhanallah” juga boleh. Tapi jangan berkata, “Amin.” Karena artinya, “Ya Allah, kabulkan agar Engkau jadi seperti itu!” Itu seperti hadis ini, seperti hadis ini, “Janganlah kalian berkata, ‘Keselamatan atas Allah.`” Maksudnya, jangan mendoakan keselamatan untuk Allah! Jelas? Oleh sebab itu, pemahaman terhadap ilmu amat penting!
Kalian dapati hal-hal seperti ini terjadi namun orang-orang, bahkan mereka yang termasuk penuntut ilmu berkata, “Seperti ini tidak masalah.” Tidak! Ini bermasalah! Kalian harus pahami ilmu dan berbagai masalah dengan benar.
Seperti yang telah kita bahas tentang menjadikan Allah perantara, sebagian orang berkata, “Ini tidak mengapa.”
Tidak. Ini bermasalah, maka ada pembahasan tentang “Tidak boleh menjadikan Allah sebagai perantara kepada salah satu makhluk-Nya.”
Maksudnya, jangan menjadikan Allah sebagai wasilah ketika meminta kepada makhluk Allah. Dan begitu pula berbagai kesalahan yang sering terjadi dalam masalah tauhid kepada Allah Subḥāhu wa Ta’alā. Hal ini banyak terjadi di tengah manusia karena mereka tidak paham tentang hakikat masalah-masalah ini dalam perspektif tauhid dan syirik.
Namun, bagi orang yang memiliki pemahaman yang mendalam terhadap tauhid, sungguh dia pasti mengerti seberapa besar keburukan ucapan ini. Oleh sebab itu, salah seorang ulama -semoga Allah merahmati beliau- pernah suatu ketika beliau memberi nasihat kepada raja Abdul Aziz kemudian raja Abdul Aziz -semoga Allah merahmatinya- berkata kepada Syeikh tersebut.
Dia berkata, “Wahai syeikh, semoga Allah perlakukan kami dengan keadilan-Nya.” “Semoga Allah perlakukan kami dengan keadilan-Nya.” Syeikh berkata, “Jangan berkata, ‘Semoga Allah memperlakukan kami dengan keadilan-Nya.`” Katakan, “Semoga Allah perlakukan kami dengan kemurahan dan kasih sayang-Nya.” Kenapa demikian? Karena jika Allah memperlakukan kita dengan keadilan-Nya, kita semua akan binasa!
Seseorang tetap tidak layak, walaupun dia memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah, yang akan dihitung dan diganjar amal perbuatannya dan diharapkan pahalanya yang banyak, tetaplah dia memiliki banyak kekurangan, maka perhatikan kejelian dalam memahami tauhid menjadikan beliau tidak mengatakan ucapan seperti ini,
sehingga beliau melarang ucapan seperti itu dengan berkata: Jangan berdoa, “Ya Allah, perlakukan kami dengan keadilan-Mu.” Ucapkan, “Perlakukan kami dengan kemurahan dan kasih sayang-Mu.” Demikian.
================================================================================
وَدِلَالَتُهَا عَلَى حُصُولِ التَّرْجَمَةِ مِنْ وَجْهَينَ
أَحَدُهُمَا فِي قَوْلِهِ: لَا تَقُولُوا: السَّلَامُ عَلَى اللهِ
وَهُوَ وَنَهْيٌ عَنْ قَوْلِ ذَلِكَ
وَالنَّهْيُ لِلتَّحْرِيمِ
وَالْآخَرُ فِي قَوْلِهِ: فَإِنَّ اللهَ هُوَ السَّلَامُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
أَيْ الْمُسْتَغْنِي بِكَمَالِ سَلَامَتِهِ عَنْ دُعَائِكُمْ
أَيْ الْمُسْتَغْنِي بِكَمَالِ سَلَامَتِهِ عَنْ دُعَائِكُمْ
وَاضِحٌ؟ وَاضِحٌ؟ الْبَابُ أَمَا وَاضِحٌ؟ طَيِّبٌ وَاضِحٌ
طَيِّبٌ الْآنَ الْإِنْسَانُ فِي خَلْفِ الْإِمَامِ فِي الْقُنُوتِ اِنْتَبِهُوا كُلُّكُمْ
يَقُولُ فِي الْقُنُوتِ: اللَّهُمَّ اهْدِنَا فِيمَنْ هَدَيْتَ
تَقَولُ مَاذَا؟ آمِين
وَعَافِنَا فِيمَنْ عَافَيْتَ. تَقُولُ: آمِين
طَيِّبٌ إِذَا قَالَ: فَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ
وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
مَاذَا تَقُولُ؟ نَعَمْ
أَيشْ تَقُولُ؟ تَسْكُتُ؟
طَيِّبٌ وَغَيْرُهُ؟ أَحَمْدُ
يَعْنِي تَسْكُتُ؟
الْأَشْبَهُ أَنَّ السُّنَّةَ السُّكُوتُ أَنَّكَ تَسْكُتُ
لَكِنْ إِذَا قُلْتَ سُبْحَانَ اللهِ هَذَا جَائِزٌ
لَكِنْ لَا يَجُوزُ أَنْ تَقُوْلَ: آمِين لِمَاذَا؟
لِأَنَّ مَعْنَى آمِين اللَّهُمَّ اسْتَجِبْ اللَّهُمَّ اسْتَجِبْ
كَأَنَّكَ تَدْعُو لِلهِ بِأَنْ لَا يَذِلَّ مَنْ وَالَاهُ
وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَاهُ
يَعْنِي هَذَا وَصْفُهُ هَذَا وَصْفُهُ كَأَنْ يَقُولَ الْإِنْسَانُ يَدْعُو يَقُولُ مَثَلًا
اللَّهُمَّ أَنْتَ مُجْرِي السَّحَابِ وَهَازِمُ الْأَحْزَابِ
هَذَا وَرَدَ فِي الْحَدِيثِ النَّبَوِيِّ فِي الصَّحِيحِ
أَنْ تَقُوْلَ الْآنَ: آمِين؟ لَا! مَا تَقُوْلُ آمِين
تَسْكُتُ هَذَا الْأَفْضَلُ أَوْ تَقُولُ: سُبْحَانَ الله جَائِزٌ
لَكِنْ مَا تَقُوْلُ: آمِين. لِأَنَّ مَعْنَاهَا اللَّهُمَّ اسْتَجِبْ أَنْ تَكُونَ كَذَلِكَ
فَهِيَ كَهَذَا الْحَدِيثِ كَهَذَا الْحَدِيثِ لَا تَقُولُوا: السَّلَامُ عَلَى اللهِ
أَيْ لَا تَدْعُوا لِلهِ بِالسَّلَامَةِ
وَاضِحٌ ؟ وَلِذَلِكَ فَهْمُ الْعِلْمِ مُهِمٌّ فَهْمُ الْعِلْمِ مُهِمٌّ
تَجِدُ تَجْرِيْ مِثْلُ هَذِهِ الْأَحْوَالِ وَالنَّاسُ
حَتَّى مِمَّنْ يَنْتَسِبُ إِلَى الْعِلْمِ يَقُولُ: هَذِهِ مَا فِيهَا شَيْءٌ
لَا! فِيهِ! لَا بُدَّ أَنْ تَفْهَمَ الْعِلْمَ الْمَسَائِلَ فَهْمًا صَحِيحًا
كَالَّذِي ذَكَرْنَا وَاسِطَةً مِنَ اللهِ بَعْضُهُمْ يَقُولُ: هَذَا مَا فِيهِ شَيْءٌ
لَا هَذَا فِيهِ شَيْءٌ يَأْتِي بَابُ
لَا يُسْتَشْفَعُ بِاللهِ عَلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِهِ
يَعْنيِ لَا يُجْعَلُ اللهُ وَاسِطَةً عِنْدَ أَحَدٍ مِنْ خَلْقِهِ
وَهَكَذَا كَثِيرٌ مِنَ الْأَشْيَاءِ الَّتِي يَقَعُ فِيهَا غَلَطٌ فِي تَوْحِيدِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
هَالَتْ عَلَى النَّاسِ بِعَدَمِ مَعْرِفَةِ
حَقَائِقِ هَذِهِ الْأُمُورِ فِي التَّوْحِيدِ وَالشِّرْكِ
لَكِنْ إِذَا كَانَ عِنْدَ الْإِنْسَانِ بَصِيرَةٌ فِي تَوْحِيدِهِ
فَإِنَّهُ يَعْرِفُ مَنْزِلَةَ هَذِهِ مَنْزِلَةَ هَذَا القَوْلِ
لِذَلِكَ أَحَدُ الْعُلَمَاءِ رَحِمَهُمُ اللهُ
مَرَّةً يَعْنِي وَعَظَ الْمَلِكَ عَبْدَ الْعَزِيزِ
فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ عَبْدُ الْعَزِيزِ رَحِمَهُ اللهُ
قَالَ: يَا شَيْخُ اللهُ يُعَامِلُنَا بِعَدْلِهِ
اللهُ يُعَامِلُنَا بِعَدْلِهِ
قَالَ: لَا تَقُلْ اللهُ يُعَامِلُنَا بِعَدْلِهِ
قُلْ: اللهُ يُعَامِلُنَا بِفَضْلِهِ، لِأَيْش؟
لِأَنَّهُ لَوْ عَامَلَنَا بِعَدْلِهِ لَهَلَكْنَا
إِنْسَانٌ غَيْرُ مُسْتَحِقٍّ لَهُ مَرْتَبَةٌ عِنْدَ اللهِ
يَعْنِي يَعُدُّهَا وَيَحْسِبُهَا وَهُوَ لَهُ أَعْمَالٌ يَنْتَظِرُ ثَوَابَهَا
فِيهِ تَقْصِيرٌ عَظِيمٌ لِذَلِكَ اُنْظُرْ شُغُوفَ النَّظَرِ فِي فَهْمِ التَّوْحِيدِ
اِمْتَنَعَ مِنْ هَذِهِ الكَلِمَةِ
مَنَعَ مِنْ هَذِهِ الْكَلِمَةِ وَقَالَ
يَقُولُ: لَا! اللَّهُمَّ عَامِلْنَا بِعَدْلِكَ
أَيْ عَامِلْنَا بِفَضْلِكَ نَعَمْ